Bibirku kelu
Dengan saku yang
penuh hinaan dan celaan
Perawakanku
hancur
Meluncur dalam
dunia kelam pekat
Dituntun oleh
maut
Diiringi sonata
bersahut-sahut
CRIMSON
Setiap kata
adalah semangat
Tatapannya
adalah bulatan tekad
Dia melangkah
seperti ratu
Di atas duri pun
mencicipi madu
Bagaikan buah
ranum di antara semak hutan
Dalam
langit-langit manisnya dirasakan
Karena
demikianlah kerut wajahnya tetap mengalirkan kehidupan
Peluhnya adalah
bukti kewaspadaan
Yang selalu
menghasilkan makanan dalam tiap hinaan
CHOCOLATE
Pikirku:
Sekiranya aku bisa lupa
Kicauan takut
dan suram dunia
Aku ‘kan bermalam
di gurun
Atau sekedar
mengelilingi samudera
Walaupun dengan
telapak yang penuh kapalan usia
ROSE
Pada pelataran
hati kusinggahkan emosi ini
Pada jelita yang
berhiaskan sederhana
Yang berdandan
perbuatan mulia
Setiap lakunya
adalah setia
Berkalungkan
untaian bijaksana
Oh, sungguhpun
dalam doa
Teruna-teruna
hanya menganga terpana
Sesama dara
mengapungkan tanya
Bagaimana dia
menggoda setiap mata
IVORY
Janjimu,
“Aku akan
memahkotaimu dengan rahmat
Mengubah air
matamu menjadi semangat”
Saat bulan
terjaga kau pulang dengan keringat
Matahari tahu
kapan dia terbit terbenam
Dan kau pergi
seperti penjahat
Setiap
belulangmu melukiskan hari
Hari yang berat
dan ringan
Atau yang penuh
tanggungan dan harapan
Juga berton-ton
beban
Bahumu tak
perkasa
Tak sekuat paku
bumi atau baja
Bahkan angin
debu membuatmu merana
Tapi tak mau
menyerah saja
Air yang
mengalir ke laut tak membuatnya penuh-penuh
Tapi di bawah
matahari kau tetap bekerja
Langit menatapmu
Awan-awan
memperhatikan
Bumi yang kita
pijak pun ingin berpihak
Janjiku,
“Aku akan
menghantuimu dengan ribuan terima kasih
Mengubah lelahmu
menjadi arti”
AZURE
Periuk yang
remuk
Tempayan yang
terbuang
Bejana kehampaan
pun segan
Lututku bergetar
penuh kerinduan
Gertakan gigi
member i tanda
Bahwa waktuku
tiba juga
Aku tak bisa
lagi menatap
Muara-muara biru
bersayap
Lengkungan-lengkungan
oase penuh harap
Hanya tangis dan
harap
PURPLISH
Pandangannya
begitu luas dan dalam
Menyimpan hasrat
dan pengetahuan
Dia bukan Tuhan,
tapi kata-katanya bagai hujan
Begitu jatuh di
tanah, diserap lalu disimpan
Siapa yang bisa
melupakan dia tersenyum riang?
Lesung pipinya
menukik tajam
Walaupun
kegembiraan atau kesedihan
Atau harapan
atau kegagalan
Senyumnya tetap
tersungging menantang
Namun dia
menghilang dalam tenang, dalam sebuah kesalahan
Sedetik saja
kesepian
Dan selamanya
tanpanya…
Kehilangan
TANGERINE
Jingga yang
menyala
Di jiwa sang
pujangga
Meremukkan
keperkasaan kata dalam bahasa
Menjadikannya
bulir-bulir indah
Menyulap
kesederhanaan makna
Merembes seperti
air ke dalam pikiran
Seperti minyak
dalam tulang
Dihimpit oleh
rima
Ditaklukan oleh
rasa
TURQUOISE
Apa yang salah
padanya?
Pada matanya
yang sebiru air laut yang menguap
Atau sehijau
lumut lembab
Yang kata orang
Turquoise Bahasa Inggrisnya
Aku dan dia
memang bintang
Hanya saling
memandang
Tak bersentuhan
bahkan bergandeng tangan
Dipisahkan Pura
bebatuan
EMERALD
Nenek moyangku
seorang pelaut
Tapi
keturunannya menjadi pengecut
Menggersangkan
alam raya
Menjadikan bumi
penuh air mata
Bertanyalah pada
rajawali
Bertuturlah pada
bumi itu sendiri
Atau kalau malu
berbisiklah pada laut yang telah mati
Mereka ingin kau
kembalikan
Karpet hijau
dari rumput yang di padang
Dan selimut
sejuk dari hamparan udara di atas awan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar