^^

^^

Jumat, 04 April 2014

Semakin Dekat Semakin Menyakiti


Pernah nonton film India Kabhi Khushi Kabhi Gham ga? Pas si Anjali bilang 'kenapa orang asing terasa seperti keluarga sendiri?', lalu si Rohan bilang "kenapa keluarga sendiri terasa seperti orang asing?' *hha ketauan suka India.

Kemarin saat ikut dalam ibadah doa di gereja saya (hari ini agak formal jadi pakai 'saya') renungannya bercerita tentang sepuluh orang sakit kusta yang disembuhkan Yesus dan kemudian hanya satu dari mereka yang kembali untuk berterimakasih, padahal satu orang itu adalah orang Samaria, orang yang lebih asing daripada yang lainnya. Kalau saya sering dengar orang berkotbah, rata-rata akan bercerita menggunakan kalimat 'padahal orang asing, tapi justru dia yang berterima kasih', sedang saya berpikir kebalikannya, 'kenapa yang bukan orang-orang asing malah lebih bisa menyakiti Yesus yah'.

Tapi saya bukan mau menulis artikel rohani kok, cuma kepikiran aja tiba-tiba tentang 'kenapa justru orang asing yang lebih bisa berterimakasih'. Dalam kehidupan sehari-hari juga kita memang lebih mudah tersakiti oleh orang terdekat daripada orang asing. Karena semakin dekat sebuah hubungan, maka kesempatan untuk sakit hati akan terasa lebih besar. Kita dekat dengan seseorang, sehingga apapun yang dia katakan dan lakukan akan kita pikirkan dan mempengaruhi kehidupan kita. Justru orang asing yang tidak tahu apa-apa tentang kita tidak akan punya pengaruh besar kalaupun dia berbuat buruk atau baik pada kita. Sedikit saja orang dekat kita melukai hati kita, lubang yang tertinggal dalam hati kita akan terasa lebih besar daripada orang asing yang sebenarnya berbuat jauuuuuuh lebih buruk. Maka dari itu, kita harus lebih bisa menjaga perasaan orang-orang yang dekat dengan kita, apalagi Tuhan kita sendiri^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar