^^

^^

Sabtu, 19 Mei 2012

Puisi Sepuluh Warna

Ini bukan murni puisi saya, saya sebut Bible Poem karena sebagian besar adalah inspirasi dari bible yang dikembangkan... Dibuat 8 Mei 2011 untuk memenuhi tugas Sekolah Kepenulisan dulu :p


JET
 Bibirku kelu
Dengan saku yang penuh hinaan dan celaan
Perawakanku hancur
Meluncur dalam dunia kelam pekat
Dituntun oleh maut
Diiringi sonata bersahut-sahut

CRIMSON
Setiap kata adalah semangat
Tatapannya adalah bulatan tekad
Dia melangkah seperti ratu
Di atas duri pun mencicipi madu
Bagaikan buah ranum di antara semak hutan
Dalam langit-langit manisnya dirasakan
Karena demikianlah kerut wajahnya tetap mengalirkan kehidupan
Peluhnya adalah bukti kewaspadaan
Yang selalu menghasilkan makanan dalam tiap hinaan

CHOCOLATE
Pikirku: Sekiranya aku bisa lupa
Kicauan takut dan suram dunia
Aku ‘kan bermalam di gurun
Atau sekedar mengelilingi samudera
Walaupun dengan telapak yang penuh kapalan usia

ROSE
Pada pelataran hati kusinggahkan emosi ini
Pada jelita yang berhiaskan sederhana
Yang berdandan perbuatan mulia
Setiap lakunya adalah setia
Berkalungkan untaian bijaksana
          Oh, sungguhpun dalam doa
          Teruna-teruna hanya menganga terpana
          Sesama dara mengapungkan tanya
          Bagaimana dia menggoda setiap mata
 
IVORY
 Janjimu,
“Aku akan memahkotaimu dengan rahmat
Mengubah air matamu menjadi semangat”
          Saat bulan terjaga kau pulang dengan keringat
          Matahari tahu kapan dia terbit terbenam
          Dan kau pergi seperti penjahat
Setiap belulangmu melukiskan hari
Hari yang berat dan ringan
Atau yang penuh tanggungan dan harapan
Juga berton-ton beban
          Bahumu tak perkasa
          Tak sekuat paku bumi atau baja
          Bahkan angin debu membuatmu merana
          Tapi tak mau menyerah saja
Air yang mengalir ke laut tak membuatnya penuh-penuh
Tapi di bawah matahari kau tetap bekerja
Langit menatapmu
Awan-awan memperhatikan
Bumi yang kita pijak pun ingin berpihak
        Janjiku,
        “Aku akan menghantuimu dengan ribuan terima kasih
        Mengubah lelahmu menjadi arti”

AZURE
Periuk yang remuk
Tempayan yang terbuang
Bejana kehampaan pun segan
Lututku bergetar penuh kerinduan
Gertakan gigi member i tanda
Bahwa waktuku tiba juga
         Aku tak bisa lagi menatap
         Muara-muara biru bersayap
         Lengkungan-lengkungan oase penuh harap
         Hanya tangis dan harap
 
PURPLISH
Pandangannya begitu luas dan dalam
Menyimpan hasrat dan pengetahuan
Dia bukan Tuhan, tapi kata-katanya bagai hujan
Begitu jatuh di tanah, diserap lalu disimpan
         Siapa yang bisa melupakan dia tersenyum riang?
         Lesung pipinya menukik tajam
         Walaupun kegembiraan atau kesedihan
         Atau harapan atau kegagalan
         Senyumnya tetap tersungging menantang
Namun dia menghilang dalam tenang, dalam sebuah kesalahan
Sedetik saja kesepian
Dan selamanya tanpanya…
Kehilangan
 
TANGERINE
Jingga yang menyala
Di jiwa sang pujangga
Meremukkan keperkasaan kata dalam bahasa
Menjadikannya bulir-bulir indah
Menyulap kesederhanaan makna
Merembes seperti air ke dalam pikiran
Seperti minyak dalam tulang
Dihimpit oleh rima
Ditaklukan oleh rasa

TURQUOISE
Apa yang salah padanya?
Pada matanya yang sebiru air laut yang menguap
Atau sehijau lumut lembab
Yang kata orang Turquoise Bahasa Inggrisnya
        Aku dan dia memang bintang
        Hanya saling memandang
        Tak bersentuhan bahkan bergandeng tangan
        Dipisahkan Pura bebatuan

EMERALD
Nenek moyangku seorang pelaut
Tapi keturunannya menjadi pengecut
Menggersangkan alam raya
Menjadikan bumi penuh air mata
Bertanyalah pada rajawali
Bertuturlah pada bumi itu sendiri
Atau kalau malu berbisiklah pada laut yang telah mati
Mereka ingin kau kembalikan
Karpet hijau dari rumput yang di padang
Dan selimut sejuk dari hamparan udara di atas awan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar